Liturtara: Jembatan Antara Tantangan UMKM dan Solusi Berbasis Kolaborasi
UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hingga 2024, Indonesia memiliki lebih dari 65,5 juta pelaku UMKM yang berkontribusi terhadap 61,5% PDB nasional dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja di seluruh wilayah Indonesia (KemenKopUKM, 2024). Peran ini semakin strategis ketika kita berbicara mengenai visi Indonesia Emas 2045, di mana UMKM diharapkan menjadi salah satu motor penggerak daya saing bangsa.
Namun, di balik kontribusi besarnya, masih banyak UMKM yang menghadapi tantangan mendasar dalam menjalankan usaha mereka. Data dari BRIN (2024) menunjukkan bahwa:
• 68% UMKM masih bergantung pada intuisi daripada data dan analisis dalam pengambilan keputusan.
• Hanya 24% UMKM yang pernah mengikuti atau memiliki akses ke pendampingan bisnis terstruktur.
• Lebih dari 70% pelaku UMKM masih kesulitan dalam mengimplementasikan strategi digital, pemasaran, dan inovasi.
Meskipun digitalisasi mulai meluas melalui marketplace, media sosial, dan sistem pembayaran digital, masih banyak UMKM belum memiliki strategi bisnis yang terukur. Mereka mungkin sudah go digital, tetapi belum go strategy.
Kesenjangan Antara Tantangan Nyata Dan Akses Solusi
Selama ini, banyak program pelatihan UMKM disampaikan melalui webinar atau modul yang cenderung umum dan kurang relevan dengan konteks operasional harian bisnis. Tantangan yang dialami pelaku usaha di lapangan sangat beragam dan spesifik, misalnya:
• “Iklan saya jalan setiap hari, tapi tidak ada yang checkout.”
• “Bagaimana cara menentukan harga supaya tetap kompetitif tetapi tidak rugi?”
• “Saya ingin scale-up produksi, tapi tidak tahu harus mulai dari mana.”
• “Saya butuh karyawan, tapi turnover selalu tinggi.”
Di sisi lain, terdapat banyak mahasiswa, akademisi, dan profesional yang memiliki pengetahuan, analisis metodologis, serta kemampuan problem-solving. tetapi minim ruang untuk menerapkan ilmu tersebut pada masalah nyata. Sayangnya, kebutuhan yang saling melengkapi ini belum terhubung. Ini menjadi poin penting untuk jembatan kolaborasi.
Liturtara: Ketika UMKM dan Talenta Bertemu Solusi
Liturtara hadir untuk menjawab kesenjangan tersebut dengan membangun platform kolaboratif yang mempertemukan UMKM dengan mahasiswa, akademisi, dan profesional melalui pendekatan real case-study. Melalui mekanisme submit tantangan bisnis, UMKM tidak hanya belajar dari teori tetapi mendapatkan insight dan rekomendasi berbasis data, riset, dan pengalaman lintas disiplin. Sementara itu, para talenta yang terlibat dapat mengasah kemampuan mereka melalui pengalaman nyata sehingga pembelajaran tidak hanya informational, tetapi transformational.
Peran Strategis Liturtara dalam Ekosistem Pengembangan UMKM
1. Akses ilmu berbasis pengalaman dan data, bukan hanya teori
UMKM dapat belajar dari analisis para ahli maupun studi kasus yang relevan dengan tantangan mereka.
2. Laboratorium praktik bagi mahasiswa dan profesional
Pengetahuan yang selama ini berada di ruang akademik dapat diterapkan langsung ke konteks bisnis nyata.
3. Ekosistem kolaborasi lintas sektor
Platform ini menghubungkan UMKM, akademisi, mahasiswa, mentor, dan komunitas bisnis sehingga tercipta peluang networking, kemitraan, hingga pertumbuhan pasar.
4. Pendekatan pembelajaran berkelanjutan
Dengan model berbasis studi kasus, UMKM dapat terus mengembangkan kompetensi sesuai fase bisnis mereka dan bukan sekadar satu kali pelatihan.
Mengapa Model Ini Penting untuk Masa Depan UMKM Indonesia?
Dengan perubahan pasar yang cepat, digitalisasi, dan dinamika konsumen, UMKM membutuhkan cara pembelajaran yang lebih adaptif, relevan, dan berbasis implementasi nyata.
Metode learning by doing pada konteks bisnis dapat meningkatkan:
• kualitas pengambilan keputusan
• kemampuan inovasi
• kepercayaan diri dalam mengembangkan strategi
• potensi scaling usaha
Seiring bertumbuhnya ekosistem digital pendidikan dan kolaborasi bisnis di Indonesia, model yang ditawarkan Liturtara dapat menjadi bagian dari solusi untuk mempercepat transformasi kesiapan UMKM. Mereka membutuhkan lebih dari sekadar teori untuk berkembang, tetapi juga membutuhkan ruang untuk bertanya, berlatih, berdiskusi, dan menemukan solusi yang relevan dengan tantangan yang mereka hadapi. Melalui Liturtara, pemilik UMKM dapat mengakses cara belajar yang lebih aplikatif, sementara mahasiswa dan profesional memiliki kesempatan memberikan dampak nyata melalui pemecahan real case-study. Dengan cara ini, pengetahuan tidak hanya dikonsumsi, tetapi dapat diimplementasikan untuk membantu bisnis Indonesia naik kelas. Karena di masa depan, pertumbuhan UMKM bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang bagaimana kita tumbuh bersama melalui kolaborasi.
Selengkapnya →